Sabtu, 10 Juli 2010

LAPORAN RUMAH SAKIT ANAKES O7

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA BULUKUMBA





OLEH:
HERWINDA
MARFU,AH
JERMAN
NURUL AFIAH
NURUL NI,MA AZIS
SALMIAH
ASEF ZAINUDDIN
ARYANTO

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,menerangkan bahwa:
1. Herwinda
2. Jerman
3. Marfu’ah
4. Nurul Afiah
5. Nurul Ni’ma Azis
6. Salmiah
7. Asef Zainuddin
8. Aryanto
Telah mengikuti PKL (Praktek Kerja Lapangan ) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H.Andi Sulthan Dg.Radja Bulukumba,terhitung mulai tanggal 8 Februari sampai tanggal 27 februari 2010.
Demikian lembar pengesahan ini dibuat dengan keadaan yang sebenarnya.
Bulukumba, Februari 2010
Disetujui

Kepala laboratorium RSUD Pembimbing
H.ANDI SULTHAN DG.RADJA

Gunawan SKM Najmawati, Amd.AK

Mengetahui
Direktur RSUD Direktur D III Analis Kesehatan Muhammadiyah
H.ANDI SULTHAN DG RADJA


Dr.Hj.A.Diamarni Gandhis,Mars H.Syamsul Bakhri,Ak,Spd,M.Si


PRAKATA
Assalamualaikum wr,wb,
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga pelaksaan kegiatan PKL yang dilaksanakan di RSUD H.ANDI SULTHAN DG RADJA Bulukumba dapat terlaksana dengan baik.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak akademik yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan PKL pada tahun 2010 ini di RSUD H.ANDI SULTHAN DG. RADJA Bulukumba selama kurang lebih 20 hari terhitung dari tanggal 8 Februari sampai 27 Februari 2010.
Laporan ini merupakan hasil yang didapatkan selama melaksanakan PKL di RSUD H. ANDI SULTHAN DG. RADJA Bulukumba. Oleh karena itu, kami selaku mahasiswa Akademik Analis Kesehatan Muhammadiyah Makassar mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Direktur RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA BULUKUMBA
2. Bapak direktur Akademik Analis Kesehatan Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Kepala laboratorium RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA beserta staf
4. Segenap dosen pembimbing Akademik Analis Kesehatan Muhammadiyah Makassar
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam laporan kami. Oleh karena itu, kami harapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dalam kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis secara khusus dan mahasiswa Akademik Analis Kesehatan secara umum dalam pengembangan dibidang laboratorium klinik. Wassalam


Penyusun










BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pendidikan tenaga kesehatan sebagai bagian internal dari pembangunan. Kesehatan secara rasional merupakan salah satu elemen penting dalam mewujudkan Indonesia 2010.

Pendidikan tenaga kesehatan bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan yang professional dalam jumlah dan jenis sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk mencapai indonnesia 2010.

Untuk mewujudkan Indonesia 2010 telah ditetapkan misi dan strategi yang meliputi, pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang dilandasi pandamgam sehat, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) dan desentralisasi.

Keempat strategi tersebut sangat releven dengan perkembangan yang terjadi di tanah air kita dewasa ini. Kaitannya dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan mempunyai peranan yang strategi dalam menyiapkan/mendidik tenaga kesehatan yang bermutu.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya pendidikan tenaga kesehatan mempunyai misi antara lain, meningkatkan lulusan diknakes, mutu institusi diknakes dan meningkatkan kemitraan serta kemandirian institusi diknakes dalam melaksanakan pendidikan tenaga kerja.

Sesuai dengan peraturan pemerintahan (pp) 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi, maka tujuan pendidikan dimaksud adalah menyiapkan peserta didik memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.

Dalam melaksanakan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak terbatas dalam kelas saja. Penggajaran yang berlangsung pada pendidikan ini telah ditekankan pada pengajaran yang menerobos di luar kelas, bahkan diluar institusi pendidikan seperti longkungan kerja, alam, atau kehidupan masyarakat. Dalam hal ini PKL merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasi pengetahuan, sikap dan keterampilan (KAP) yang diperoleh pada proses belajar mengajar (PBM).

Lahan praktek sebagai sarana belajar utama untuk mewujudkan profesiaonal atau mahasiswa, dan juga sebagai wahana untuk meningkatkan keterampilan secara utuh dari seorang siswa atau mahasiswa yang telah mendapat pengajaran teori di kelas atau praktek di laboratorium/bengkel kerja.

B. TUJUAN PKL
• Tujuan.
1. Meningkatkan keterampilan dalam merencanakan, mempersiapkan dan pengambilan sampel atau specimen, mengadakan pemeriksaan.
2. Meningkatkan motivasi mahasiswa tentang manfaat pemeriksaan laboratorium.
3. Melatih pengembangan kerjasama dengan tenaga kesehatan.
4. Melatih dan mengembangkan sikap dan keterampilan mahasiswa dalam pemberian pelyanan kesehatan khususnya pelayanan laboratorium.


C. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
Pkl diharapkan memberikan konstribusi kompetensi kepada mahasiswa berupa:
1. Mengenal ultrastruktur sel-sel darah.
2. Mengenal macam-macam dan sifat-sifat mikroorganisme yang berhubungan dengan kesehatan.
3. Melakukan diagnosis kesehatan terhadap parasit penyebab infeksi pada manusia.
4. Melakukan pemeriksaan mikroorganisme dalam laboratorium kesehatan melalui pemeriksaan makroskopik, isolasi dan tes serologi/imunologik.
5. Melakukan pemeriksaan secara analisis kimia klinik dan hematologi bahan-bahan darah, plasma, urine, feces, cairan tubuh lainnya dalam menunjang diagnosis penyakit.
6. Melakukan pemeriksaan air, makanan dan minuman secara kualitatif dan kuantitatif.
7. Melakukan pemantapan mutu laboratorium secara internal dan eksternal dalam bidang kimia klinik, hematologi, patologi, imunologi, dan mikrobiologi.

BAB II
GAMBARAN UMUM
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum Daerah H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA merupakan bagian terpadu dari pembangunan kesehatan yang secara tidak langsung turut berperan aktif dalam kegiatan pembangunan Sumber Daya Manusia ( SDM) di Kabupaten Bulukumba khususnya dan Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya. Peran aktif Rumah Sakit Umum Daerah H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA diwujudkan dalam bentuk pemberian pelayanan kepada masyarakat agar terbentuk manusia yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi dengan mutu kehidupan yang sehat pada aspek jasmani dan rohani.
Dalam rangka mengemban tugas tersebut diatas maka berbagai upaya telah dan masih dilaksanakan hingga saat ini yaitu berupa perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana kesehatan, ketenagaan, dan meningkatkan biaya operasional. Saat peradaban manusia semakin maju sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, beragam penyakit juga bermunculan. Hal ini tentu menuntut pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan profesional.
Sebagai rumah sakit umum daerah, RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA mengembang amanat mulia dan tanggung jawab dari rakyat khususnya yang berdomisili di Kabupaten Bulukumba untuk senantiasa memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional. Hal ini dapat dicapai jika ada upaya peningkatan manajemen rumah sakit dalam hal peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit, pemberdayaan tenaga professional, peningkatan keterampilan dan profesionalisme staf dan tenaga kesehatan rumah sakit, dan pemberian perlakuan kesehatan kepada masyarakat berdasarkan standar pelayanan rumah sakit yang telah ditetapkan oleh pemerintah ditingkat daerah dan pusat.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dipandang perlu untuk menerbitkan sebuah profil rumah sakit yang diharapkan dapat memberikan gambaran lengkap mengenai tingkat pemanfaatan, mutu pelayanan dan efisiensi pelayanan rumah sakit yang akan disajikan lebih lanjut dalam data cakupan kegiatan pelayanan di RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA Bulukumba tahun 2008.

B. SEJARAH SINGKAT RUMAH SAKIT
1) Rumah Sakit Umum Pertama
- Rumah Sakit Umum Bulukumba pertama berdiri pada tahun 1969 terletak di Jalan dr. Soetomo No. 1 Bulukumba bergabung dengan kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba
- Pimpinan RS Umum pertama adalah :
Tahun 1969 – 1983 : dr. H. Mudassir
Tahun 1983 – 1987 : dr. MK Effendi Pulungan
2) RS Umum Kedua
- Diresmikan penggunaannya pada tanggal 18 Maret 1987 dengan status Rumah Sakit Tipe D, yang dibangun diatas tanah seluas 5 Ha, dengan luas bangunan 15000 m2 terletak di Jalan Serikaya No. 17 di Wilayah Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.
- Pemimpin RSU adalah sebagai berikut :
Tahun 1987 – 1989 : dr.H. Haeruddin Panggara , Sp.A
Tahun 1989 – 1993 : dr. H. AH. Simadiah, MHA
Tahun 1993 – 1995 : dr. Hj. Nadia Hamid
Tahun 1995 – 2006 : dr. H. Rusni Sufran, M.Kes
Tahun 2006 – sekarang : dr. Hj. Andi Diamarni Gandhis, MARS.
- Pada tahun 1990 ditingkatkan lagi kelasnya menjadi rumah sakit kelas C.
- Berdasarkan Peraturan Daerah No.1 Tahun 2007 tanggal 17 Januari 2007 berganti nama menjadi RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA (Pahlawan Nasional Kabupaten Bulukumba) yang diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan.
C. VISI DAN MISI
Visi
Pelayanan prima, unggul dan sejahtera.
Misi
1. Memberikan pelayanan cepat, tepat, nyaman yang terjangkau oleh masyarakat dengan dilandasi etika-profesi.
2. Meningkatkan pemberdayaan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan serta didukung saranan dan prasaranan yang memadai.
3. Mewujudkan pelayanan proaktif.
4. Mengupayakan.


D. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT
Dalam pelaksanaan RSUD. H.ANDI SULTHAN DG. RADJA mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan pelayanan medis dalam upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna serta melaksanakan pelayanan rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain tugas pokok, RSUD H. ANDI SULTHAN DG. RADJA juga mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan medis
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis.
3. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan.
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan.
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
6. Menyelenggarakan teknis admistrasi kesetariatan, ketatausahaan, keuangan dan kepegawaian serta penyusunan rencana dan program kegiatan rumah sakit.





STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA BULUKUMBA


Direktur / Kepala Kantor : Dr. Hj. Andi Diamarni Gandhis, MARS
Kasubag TU : H. Saharuddin Saing, SE, MM
Kasie Pelayanan Medis : Dr. Andi Taufan
Kasie Keperawatan : Syafril R, S. Kep, NS
Kasie Perencanaan dan Keuangan : Dr. H Makmur

E. KETENAGAAN
Jumlah tenaga RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA pada tahun 2008 – sekarang berjumlah 235 orang sebagai berikut :
1. Dokter Umum : 13 Orang
2. Dokter Spesialis : 4 Orang
3. Paramedis Perawatan : 153 Orang
4. Paramedis non Perawatan : 30 Orang
5. Tenaga Administrasi : 15 Orang
Adapun nama – nama dokter yang bertugas di RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA adalah sebagai berikut :
1. Dr. Hj. Andi Diamarni Gandhis, MARS
2. Dr. H. Abdul Khalis, SpB
3. Dr. Bambang Hariyanto, SpA
4. Dr. Rizal Ridwan Dappi, Sp.OG
5. Dr. Mandewasa Sinaga
6. Dr. Hj. Ratna Said
7. Dr. Hj. Juliarna Gaffar
8. Dr. Hj. Walaidah Latief
9. Dr. Abdul Jalil
10. Dr. ST. Nurhayati
11. Dr. H. Muhammad Bakri
12. Dr. A.Taufan
13. Dr. A. Ilham
14. Dr.A.Fitriani
15. Dr.A.Norman
F. SARANA DAN PRASARANA
A. Prasarana
1) Instalasi Rawat Jalan, terdiri dari :
- Poliklinik Penyakit Dalam
- Poliklinik Anak
- Poloklinik Bedah
- Poliklinik Umum
- Poliklinik Kebidanan dan penyakit kandungan
- Poliklinik Gigi
2) Instalasi Rawat Inap, terdiri dari :
a. Ruangan VIP/VVIP
- Ruang Anggrek
- Ruang Teratai
- Ruang Dahlia
b. Ruang perawatan anak (mawar)
- Kelas Utama
- Kelas I, II dan III
- Ruang Perinatologi dan Neonatologi
c. Ruang Perawatan Bedah ( Melati )
- Kelas Utama
- Kelas I, II, dan III
d. Ruang Perawatan Penyakit dalam ( Flamboyan )
- Kelas Utama
- Kelas I, II, dan III.
e. Ruang Isolasi ( Bougenvile )
f. Ruang Perawatan Nifas dan Kandungan ( Asoka )
- VVIP
- Kelas Utama
- Kelas I, II, dan III
g. Ruang ICU ( Perawatan Intensif )
3). Instalasi Gawat Darurat dan Kamar Bersalin, terdiri dari :
-. Ruang bedah
-. Non bedah
-. Ruang anak
-. Ruang bersalin
-. Ruang operasi darurat
4) Instalasi Bedah Sentral
-. Ruang operasi
-. Ruang memulihan
-. Ruang sterilisasi
5 ) Instalasi Penunjang Medik
-. Instalasi farmasi
-. Instalasi radiologi
-. Instalasi laboratorium
-. Instalasi gizi
-. Instalasi fisioterapi
-. Instalasi pemeliharaan sarana R.S ( IPS R,S )
-. Instalasi pemulasan jenazah
B. Saranan
-. Ambulance
-. Mobil jenazah
-. BDRS
-. Klinik VCT/Aids
-. Admistrasi
-. Apotik pelengkap
-. Rumah dinas dokter
-. Incinerator dan genset.

















BAB III
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. PENGAMBILAN DARAH
Pengambilan Darah Vena
a. Prinsip : Darah diambil secara aseptic pada daerah vena fossa cubiti pada lipatan siku.
b. Bahan : EDTA
c. Alat :
1) Spoit/jarum suntik
2) Kapas Alkohol 70 %
3) Tourniquet
4) Tabung reaksi
5) Rak tabung
d. Cara Kerja :
1) Lipatan siku pasien dibersihkan dengan kapas alcohol 70% dan biarkan sampai kering.
2) Tourniquet dipasang pada lengan atas dan pasien diminta mengepalkan tangannya berkali-kali agar vena tidak perlu dengan ikatan erat.
3) Kulit diatas vena ditegakkan dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak dapat bergerak lalu diisap dengan kapas alcohol.
4) Kulit ditusuk dengan jarum sampai mengena bagian lumen vena.
7) Darah diiasp sesuai dengan kebutuhan.
6) Kapas diletakkan diatas jarum dan jarum tersebut dicabut.
8) Pasien diminta menekan bekas tusukan jarum dengan kapas selama beberapa menit,
9) bekas luka tusukan ditutupi dengan plester obat (Handyplast)
10) Jarum dilepaskan dan darah dialirkan kedalam tabung yang berisi EDTA.
Pengambilan Darah Kapiler
Pada orang dewasa pakailah ujung jari atau anak daun telinga untuk mengambil darah kapiler pada bayi dan anak kecil boleh juga tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih itu tidak boleh yang memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti cyanosis atau pucat.
1. Bersihkanlah tempat itu memakai alcohol 70% dan biarkan sampai kering lagi.
2. Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
3. Penusukan dilakukan dengan gerakan yang cepat tetapi tepat sehingga terjadi luka yang dalamnya 3 mm.
4. Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai kapas kering. Tetes darah yang berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
Pemeriksaan Hemoglobin
Tujuan : untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah.
Metode : Cyanmethemoglobin
Prinsip : Hemoglobin yang dilepaskan akibat lisis eritrosit akan bereaksi dengan kalium sianida membentuk campuran cyanmethemoglobin kromogenik yang kemudian diukur dengan photometer.
Alat dan bahan :
1. Tabung reaksi
2. Photometer 5010
3. Spoit
4. Clinipet
5. Kapas alcohol
6. Darah
Reagen : Hemoglobin C
Prosedur Kerja :
1. Siapkan reagen 5ml ke dalam tabung reaksi.
2. Masukkan darah EDTA sebanyak 20µl lalu kocok kemudian inkubasi selama 5 menit.
3. Baca pada photometer

Nilai Normal :
• Laki – laki : 14 – 16 gr%
• Wanita : 12 – 14 gr%

Laju Endap Darah
Prinsip : Darah dengan antikoagulan EDTA diencerkan dengan Nacl 0,9% perbandingan 1 : 4 dimasukkan ke dalam tabung dan dipipet kemudian diletakkan vertical akan mengakibatkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan tertentu.
Alat dan bahan :

1. Botol darah
2. Karet pembendung
3. Pipet westergren
4. Standar LED
5. Spoit
6. Kapas alcohol
7. Karet pengisap
Reagen :
• EDTA 10%
• Nacl 0,9%
Prosedur kerja :
1. Pipet 20µl EDTA 10% kedalam botol penampung.
2. Diambil 2ml darh vena, kemudian dimasukkan kedalam botol penampung.
3. Tambahkan Nacl 0,9% sebanyak 0,5ml.
4. Homogenkan
5. Diisap darah darah dengan pipet westergren sampai tanda ‘0’ ?(tidak terputus – putus dan tidak bergelembung)
6. Pasang pada rak dengan posisi (hindari getaran dan cahaya matahari langsung)
7. Baca ketinggian plasma terhadap eritrosit setelah 1 jam dengan satuan mm/jam.
Nilai Normal :
• Laki – laki : 0 – 10 mm/jam
•Wanita : 0 – 20 mm/jam

HITUNG JUMLAH LEUKOSIT
Prinsip: sampel darah diencerkan dengan larutan turk dan dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah leokosit dihitung dalam volume tertentu dengan memperhitungkan factor konversi jumlah leokosit per ul darah.
Alat dan bahan:
1. Kamar hitung Improved Neubaur
2. Pipet leokoit
3. Dek gelas
4. Mikroskop
5. Larutan turk
6. Tabung reaksi
Prosedur kerja
1. Isap sample darah kedalam pipet leokosit sampai tanda 0,5 bersihkan sisa darah pada bagian luar ujung pipet.
2. Isap larutan turk sampai tandai 11, kocok isi pipet (dalam posisi datar) beberapa menit agar isi pipet tercampur baik, setelah itu buanglah 4-5 tetes isi pipet.
3. Pegang pipet leokosit dalam posisi tegak, jari telunjuk menutup ujung atas pipet dan akan berfungsi sebagai pengontrol keluarnya isi pipet. Ujung ppipet yang lain ditempatkan pada salah satu sisi kaca penutup, lepaskan jari telunjuk perlahan-lahan agar isi pipet keluar mengisi kamar hitung.
4. Diamkan kamar hitung selama 2-3 menit untuk member kesempatan lekosit menetap pada tempatnya.
5. Hitung jumlah lekosit yang tampak pada 4 kotak besar dengan menggunakan lensa 10x.

Nilai Normal : 4.000 – 10.000/mm3
HITUNG JUMLAH TROMBOSIT
Prinsip : Sampel darah di encerkan dengan larutan Reesecker kemudian jumlah trombosit dihitung pada kamar hitung.
Alat dan bahan :
1. Kamar Hitung Improved Neubauer
2. Klinipet
3. Tips
4. Tabung Reaksi
5. Mikroskop
6. Reagen Reesecker
7. Dek Glass
Prosedur kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Pipet reagen Reesecker ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml.
3. Masukkan darah sebanyak 5µl, homogenkan.
4. Siapkan kamar dan dek glass di atasnya.
5. Masukkan dalam kamar hitung lalu endapkan 10-15 menit.
6. Hitung jumlah trombosit yang ada dalam kotak sedang atau 1 kotak besar pada mikroskop dengan pembesaran 40x.

Perhitungan :
• Volume KH : 1/5 x 1/5 x 1/10 = 1/250 mm3
• Volume 5 kotak sedang : 5 x 1/250 = 5/250mm3

HEMATOKRIT
Tujuan : Untuk menetapkan diagnosa suatu penyakit diathesis hemoragik
Metode : Mikrohematokrit
Prinsip : Sejumlah darah ditempatkan dalam pipet hematokrit berbandingan total volume darah secara keseluruhan dalam waktu tertentu dan dinyatakan dalam persen.
Alat dan Bahan :
1. Pipet mikrokapiler
2. Wax
3. Skala hematokrit
4. Centrifuge hematokrit
5. Darah kapiler
Prosedur kerja :
1. Diisap darah ke dalam pipet mikrokapiler sampai ¾.
2. Kemudian salah satu ujungnya ditutup dengan wax.
3. Dimasukkan ke dalam centrifuge dengan ujung pipet yang tertutup menghadap keluar, diputar selama 5-10 menit kecepatan 1200rpm.
4. Dibaca pada skala hematokrit dan hasilnya dinyatakan dalam persen.
Nilai normal:
• Laki-laki :40-50%
• Wanita : 37-45%

MASA PENDARAHAN (BLEEDING TIME )
Metode : Duke
Prinsip : dibuat perlukaan standar pada permukaan luar lengan bawah. Lamanya pendarahan diukur.
Alat dan bahan:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Bersihkan jari tengah dengan kapas alcohol dan biarkan mongering.
3. Ditusuk dengan cepat jari tengah lanset steril sedalm 3mm.
4. Dihitung waktu pendarahan setiap 30 detik yang keluar, diisap dengan kertas tissue. Lakukan hal demikian berulang-ulang sampai darah berhenti.
Nilai normal : 1-3 menit.
MASA PEMBEKUAN ( CLOTHING TIME )
Metode : lec-white
Prinsip : diambil darah vena dan masukkan dalam tabung, biarkan membeku. Waktu saat pengambilan darah sampai darah membeku dicatat sebagai masa pembekuan.
Aalat dan bahan :
1. Tabung reaksi 3 buah
2. Stop wacth
3. Spoit
4. Kapas alkohol.
Prosedur kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dengan menggunakan spoit, darah vena diambil sebanyak 3cc kemudia stop wacth dijalankan
3. Tuangkan masing-masing 1 cc pada masing-masing tabung.
4. Setelah 3 menit kita mulai mengamati tabung 1. Amati setiap tabung tiap 30 detik sampai darah terlihat membeku dan tidak bergerak apabila dimiringkan.
5. Lakukan hal demikian pada tabung 1 dan 2.
6. Catat selang waktu dari saat pengambilan darah sampai darah membeku sebagai masa pembekuan.
Nilai Normal : 4 – 10 menit.
PEMERIKSAAN DDR
Prinsip : Setetes darah diwarnai dengan larutan giemsa
Alat dan Bahan :
1. Objek Gelas
2. Mikroskop
3. Lanset
4. Pipet Tetes
5. Darah
Reagen : Larutan Giemsa
Oil Imercy
Prosedur Kerja :
1. Diambil darah kapiler kemudian teteskan diatas objek gelas.
2. Setelah darah diteteskan pada objek gelas, diameter diperbesar kemudian biarkan kering.
3. Setelah itu warnai dengan giemsa 1 : 9 selama 30 menit atau 1: 3 selama 7 – 10 menit.
4. Lalu bilas dan keringkan.
5. Preparat yang telah ada ditetesi dengan oil imercy.
6. Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 100 X.
Pembacaan :
(+) : Bila ditemukan Plasmodium.
(-) : Bila tidak ditemukan Plasmodium.
2. PEMERIKSAAN FAECES
Prinsip : Larutan pengencer akan memberikan warna pada latar belakangnya serta memberikan kotoran yang melekat pada parasit sehingga mudah dibedakan.
Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Objek gelas
3. Deck glass
4. Lidi
5. Faeces
Reagen:
1. Larutan Eosin 3%
Prosedur Kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambillah faeces yang dicurigai atau mengandung lendir, darah dan sebagainya dengan menggunakan lidi lalu letakkan faeces di atas objek gelas
3. Buatlah preparat yang baik dan benar lalu lakukan pewarnaan dengan menggunakan larutan Eosin 3 %
4. Tutuplah preparat dengan menggunakan deck gelas lalu periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x dan 40 x.


Pembacaan
Pemeriksaan makroskopik :
 Warna
 Bau
 Bentuk
 Ada darah atau tidak
 Berlendir atau tidak
Pemeriksaan mikroskopik : Ditemukan atau tidaknya telur cacing dan amoeba.
D. Pemeriksaan Immunologi- Serologi
1. Pemeriksaan Golongan Darah
a. Metode : Slide test
b. Prinsip : Antigen A, B, AB, O, dan rhesus (anti D) akan berkaitan dengan antibody dalam sampel sehingga terjadi aglutinasi.
c. Alat dan bahan :
1. Slide atau objek glass
2. Batang pengaduk
3. Antisera A dan B
4. Darah kapiler

d. Prosedur kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Teteskan darah di atas objek glass sebanyak 1 tetes dengan 2 area tetesan
3. Ditambahkan masing-masing Antisera A dan B sebanyak satu tetes.
4. Homogenkan
5. Lihat adanya algutinasi.
2. WIDAL CARA SLIDE
Prinsip : Adanya antibody salmonella pada penderita deman thypoid bereaksi dengan antigen yang terdapat pada sampel sehingga terjadi algutinasi.
Alat :
1. Slide dan clinipet
2. Tabung reaksi
3. Centrifuge
4. Spoit
5. Kapas alcohol
Bahan :
1. serum atau plasma
2. Antigen : H, AH, BH, CH, O, AO, BO, CO
Prosedur :
1. Teteskan 20 µl sampel diatas objek gelas
2. Ditambahkan 1 tetes reagen (H, AH, BH, CH, O, AO, BO, CO)
3. Campur sampai homogeny
4. Lihat adanya algutinasi
Hasil :
(+) : Terjadi Algutinasi
(–) : Tidak terjadi algutinasi
Bila hasil positif dilanjutkan dengan cara tabung
3. PLANO TEST ( TES KEHAMILAN )
Metode : Imunokromatoggrafi
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya hormone HCG dalam sampel urine.
Prinsip : Akan terbentuk 2 garis merah apabila dalam urine terdapat hormone HCG ( Human Chroconic Gonodotropin ).
Alat dan Bahan :
1. Wadah urine
2. Strip plano test
3. Urine
Prosedur :
1. Siapkan sampel urine pada wada yang telah diiapkan.
2. Strip dicelupkan pada wadah yang berisi sampel urine sampai garis tanda panah.
3. Dibaca pada waktu 10 menit dan bila terdapat 2 garis merah berarti positif.
Interprestasi :
(+) : Terdapat 2 garis merah
(–) : Terdapat 1 garis merah
4. TES NARKOBA
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk mengetahui aa tidaknya narkoba jenis methamphitamin pada urine
Prinsip : Akan terbentuk 1 garis merah apabila dalam sampel urine terdapat narkoba jenis methamphitamin.
Alat dan Bahan :
1. Wadah urine
2. Srip tes narkoba
3. Urine
Proseder kerja :
1. Urine dimasukkan dalam wadah yang telah disiapkan.
2. Strip dicelupkan dalam sampel urine sampai tanda garis panah.
3. Baca hasil setelah 10 menit dan apabila terdapat 1 garis merah maka tes positif.
Interprestasi :
(+) : Terdapat 1 garis merah
(–) : Terdapat 2 garis merah

5. PEMERIKSAAN HbSAg
Metode : Imunokromatografi
Reagensia : Determin HbSAg
Prosedur :
A. Untuk serum /plasma
1. Buka strip dan penutup
2. Dengan menggunakan klnipet, ambil 50µl sampel dan teteskan pada bantalan sampel.
3. Tunggu sekurang-kurangnya 15 menit
4. Baca hasil
B. Untuk sampel Whole Blood
1. Buka strip dari penutup
2. Dengan menggunakan klinipet, ambil 50µl sampel dan teteskan pada bantalan sampel.
3. Tunggu sekurang-kurangnya 15 menit.
4. Tambahkan 1 tetes Chase Buffer pada bantalan sampel.
5. Baca Hasil.
Interprestasi :
 Reaktif : Terdapat 2 garis merah pada garis control dan garis pasien
 Non reaktif : Terdapat 1 garis merah pada garis control
 Invalid : Tidak ada garis merah baik control maupun garis pasien.

6. PEMERIKSAAN ANTI HCV
Metode : Rapid test
Reagensia : Acon HCV
Bahan pemeriksaan : Serum/plasma
Prosedur :
1. Gunakan Dissposable dropper yang tersedia pada kit.
2. Teteskan 3 tetes serum/plasma (100µl)
3. Tunggu dan biarkan menyerap.
4. Baca hasil (harus dibaca dalam 10 menit)
Interprestasi :
 Reaktif : Terdapat 2 garis merah pada garis control an garis pasien
 Non reakif : Terdapat 1 garis merah pada gari control
 invalid : Tidak ada garis merah baik garis control maupun garis pasien.
7. PEMERIKSAAN Anti HIV
Metode : Imunokromatografi
Prinsip : Sampel yang di tambahkan pada kerta yang bermgrasi pada kertas konjugat sampai pada fase (terdapat kombinasi antigen sistesis peptida antibody, HIV ½ dalam sampel mengikat antigen selenium colloid sehingga berbentuk garisan merah pada bagian tes dan control.
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Tips kuning dan biru
4. Klinipet
Bahan :
1. Reagen Determin HIV ½
2. Serum
3. Reagen Chase Buffer
Prosedur kerja :
A. Untuk Serum/Plasma
1. Buka strip dan penutup
2. Dengan menggunakan klinipet, ambil 10µl sampel dan teeskan pada bantalan sampel
3. Tambahkan 4 tetes Chase buffer pada bantalan sampel.
4. Baca hasil.
B. Untuk Whole Blood
1. Buka strip dan penutup
2. Dengan menggunakan klinipet, ambil 20µl sampel dan teeskan pada bantalan sampel
3. Tambahkan 4 tetes Chase buffer pada bantalan sampel.
4. Baca hasil
Interprestasi :
 Reaktif : Terdapat 2 garis merah pada control dan garis pasien
 Non Reaktif : Terdapat 1 garis merah pada garis control
 invalid : Tidak ada garis merah baik garis controlmaupun garis pasien.
8.PROTAP PEMERISAAN SIFILIS
Metode : RPR
Prosedur :
1. Disiapkan tes card
2. Beri nomor tulisan pada tes card.
3. Teteskan 1 tetes sampel di atas tes card menggunakan pipet yang tersedia dalam kit.
4. Lebarkan sampel
5. Kocok-kocok antigen kemudian teteskan 1 tetes dengan menggunakan pipet khusus.
6. Goyang di atas rotator dengan kecepatan 100rpm selama 8 menit.
7. Sertakan control (+) dan (–) setiap kali pemerisaan dan perlakuan control dengan sampel.
Pemeriksaan hasil :
 Reaktif : Tidak terdapat agregasi
 Non reaktif : Tampak agregasi kecil berwarna hitam
 invalid : tampak agregasi besar berwarna hitam.

E. PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
1. UREUM( Ur)
Metode : Enzimatic colorimetric
Prinsip : Urea dihidrolisis dengan adanya air dan ureasu mementuk ammoni dan karbodioksida, pada metode ini dimodifikasi bartheolin, amoniak dan bereaksi hipoklorik dan salisilat membentk zat berwarna hijau.

Blanko Sampel Standar
Sampel - 5 µl -
Standar - - 5µl
Reagen 1 500µl 500µl 500µl
Campur, inkubasi 5 menit pada suhu 20-25°C
Reagen 2 500µl 500µl 500µl
Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25°C. Baca pada photometer 5010

Nilai normal :
• Laki-laki : 0,7 - 1,3 mg/dl
• Wanita : 0,6 - 1,1 mg/dl
2. CREATININE
Metode : Jaffe –Reaktion
Prinsip : Creatinin dalam larutan alkali berwarna orange-merah yang kompleks dengan asam pikrat. Absorben untuk berbentuk kompleks sangat sebanding dengan konsentrasi yang berada pada sampel.
Reaksi :
Creatinin + Picrid acid Creatinin + picrate kompleks
Blanko Sampel Standar
Reagen I - 500 µl 500 µl
Reagen II - 500 µl 500 µl
Sampel 100 µl -
Standar - - 100 µl

apabila menggunakan photometer 4010
Blanko Sampel Standar
TCA 500 µl - -
Standar - - 500 µl
Supernatan - 500 µl -
Reagen Kerja 500 µl 500 µl 100 µl

campur, inkubasi selama 10 menit. baca pada photometer 4010
supernatant : 500 µl TCA 500 µl sampel. sentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm.
Reagen kerja : R1 + R2 (1 : 1)
nilai normal :
 laki-laki : 0,7 – 1,3 mg/dl
 wanita : : 0,6 – 1,1 mg/dl

3. SGOT/SGPT
Sampel
Reagen SGOT/SGPT 1000 µl
Sampel 100 µl

baca pada photometee 5010
Nilai normal :
 laki-laki : 0 - 37 dan 0 – 42 U/L
 wanita : : 0 – 42 U/L

4. CHOLESTEROL
Metode : CHOD – PAP
Prinsip : Melalui proses oksidasi hidrolisasi enzimatik (dengan adanya phenol pheroksidase) dapat ditentukan cholesterol yang berdasarkan terbentuknya quinoeimine sebagai hasil reaksi antara H2O2 dengan 4-aminophenazone.
Reaksi : Cholesterol ester + H2O CHOD Cholesterol fatty acid
Cholesterol + 2O CHOD Cholesterol -3-oe + H2O2
2 H2O2 + amino phenazone + Phenol POD quinoneimine 4H2O
Blanko Sampel Standar
Sampel - 10 µl -
Standar - - 10 µl
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25 C. baca pada photometer 5010.
Nilai normal : < 200 mg/dl

5. TRIGLYCERIDES
Metode : GPO-PAP
Prinsip : penentuan trigliserida melalui proses hidrolisa enzimatik dengan hipase dimana yang terbentuk hasil reaksi antara H2O2 4-amino anty pirine dan 4-chorefenol dengan adanya peroksidasi sebagai katalisator.
Reaksi : Trigleserida lipase Glycerol + fating acid
Glyserol + ATP GOD glyseral-3-phospate + ADP
Blanko Sampel Standar
Sampel - 10 µl -
Standar - - 10 µl
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25 C. baca pada photometer 5010.
Nilai normal : < 200 mg/dl
6. URIC ACID
Blanko Sampel Standar
Sampel - 20 µl -
Standar - - 20 µl
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl

Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25 C. baca pada photometer 5010.
Nilai normal :
 laki-laki : 3,4 – 7,0 mg/dl
 wanita : : 2,4 – 5,7 mg/dl
7. HDL CHOLESTEROL
Blanko Sampel Standar
Sampel - 200 µl -
Reagen HDL - 500 µl -
Inkubasi 10 menit, sentrifuge
Aquadest 100 µl - Standar
Standar - - 100 µl
Supernatan - 100 µl -
Reagen Cholesterol 1000 µl 1000 µl 1000 µl

8. BILIRUBIN DIRECT
Blanko Sampel
DBR 1000 µl 1000 µl
DNR - 1 drop
campur, inkubasi 2 menit
Sampel 100 µl 100 µl
campur, inkubasi 5 menit. baca pada photometer 5010.
Nilai normal 0,1 – 0,25 mg/dl
9. BILIRUBIN TOTAL

Blanko Sampel
TBR 1000 µl 1000 µl
TNR - 1 drop
campur, inkubasi 5 menit
Sampel 100 µl 100 µl
campur, inkubasi 10 - 30 menit. baca pada photometer 5010.
Nilai normal : 0,1 – 1,1 mg/dl

10. ALKALI PHOSPHATASE
Sampel
Sampel 20 µl
Reagen 1 1000 µl
Campur, inkubasi 5 menit
Reagen 2 250µl
Campur, baca absorben setelah 1 menit pada photometer 5010.
Nilai normal :
 Laki – laki : 0 – 270 U/L
 Wanita : 0 – 240 U/L


11. ALBUMIN
Metode : BCG
Prinsip : Albumin dalam serum bereaksi dengan BCG dalam larutan buffer membentuk kompleks warna hijau. intensita warna yang terbentuk setara dengan kadar total protein dalam sampel.
Blanko Sampel Standar
Sampel - 10 µl -
Standar - - 10 µl
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Campur, inkubasi 5 menit pada suhu 20-25 C. baca pada photometer 5010.
Nilai normal : 3,5 – 5,5 gr/dl

12. TOTAL PROTEIN
Blanko Sampel Standar
Sampel - 20 µl -
Standar - - 20 µl
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl

Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 20-25 C. baca pada photometer 5010.
Nilai normal : 6,6 – 8,7 gr/dl.

F. Pemeriksaan Urinalisis
Pengenalan Alat :
Pemeriksaan urinalisa dilakukan dengan menggunakan alat Meditron Junior :
a. Alat Meditron junior bekerja secara optokal density, dimana proses kerjanya menggunakan cahaya optic yang berwarna hijau dan merah. Dari warna tersebut, alat ini akan mendeteksi kertas selulosa yang terpasang pada strip urine setelah strip dicelupkan ke dalam urine.
b. cara kerja :
1. ON-kan alat Meditron junior.
2. Strip urine (Combur test) diambil lalu delupkan kedalam urine selam ± 1 menit.
3. Rembesan urine dibersihkan dengan kertas tissue.
4. Strip diletakan pada chaber alat Meditron junior, kemudian tekan START.
5. Proses identifikasi berlangsung dan hasil akan keluar melalui print out.
c. Proses Kerja Meditron junior :
Strip yang telah masuk ke alat Meditron junior akan dianalisa oleh alat melalui detector, pada detector in alat akan mendeteksi kelainan-kelaian pada urine dengan menggunakan cahaya optic, selanjutnya hasil deteksi akan dikirim ke bagian analog digital convertion yang berfungsi untuk mengatur dan menampakkan hasil yang telah di analisa oleh detector sesuai dengan yang terjadi pada strip urine tersebut. Kemudian hasil dilanjutkan kedalam mikro prosessor dan bagan konsentrasi yaitu bagian yang akan mengeluarkan hasil dan deteksi strip urine melalui print out.

PEMERIKSAAN URINE LENGKAP
Metode : Carik celup dengan 10 parameter
Prinsip : Sampel di dalam tabung akan bereaksi setelah pada permukaan strip urine yang telah di lapisi kertas selulosa berup adanya perubahan warna pada masing-masing parameter, selanjutnya akan dianalisa secara optikal density pada alat Meditron Junior.
Alat dan Bahan :
1. Meditron Junior
2. Meditron Stik 10 T (Strip urine untuk alat Meditron Junior)
3. Urine
Cara kerja :
1. Masukkan urine ke dalam tabung reaksi
2. Celupkan Meditron Strik 10 T pada urine.
3. Diamkan selama kurang lebih 1 menit kemudian sentuhkan pada kertas tissue ( sisi kanan, kiri, samping dan belakng ).
4. Dimasukkan kedalam introfa tekan START, ALAT alat akan mulai menganlisa 10 parameter dan akan dikeluarka pada print out.
SEDIMEN URINE
prinsip : urine mengandung unsur-unsur organik, diendapkan dengan cara di centrifuge, endapan diperiksa dibawah mikroskop.

Alat dan bahan:
1. Mikroskop Centrifuge
2. Tabung centrifuge
3. Objek gelas
4. Dek gelas
5. Pipet tetes
Prosedur :
1. Ambl urine kemudian masukkan kedalam tabung centrifuge kemudian ¾ bagian tabung, lalu putar dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit
2. Buang sisa cairan sehingga yang tersisa cumin endapannya
3. Ambil endapan tersebut kemudian teteskan 1 tetes diatas objek gelas lalu tutup dengan menggunakan dek glass
4. Periksa dibawah mikroskop dengan pembersaran 40 x.
PEMBACAAN
1. Organik
• Lekosit
• Eritrosit
• Sel epitel
• Spermatozoa
• Silindroid
• Benang hialin
2. Anorganik
• Calsium oxalate
• Calcium carbonat
• Triple phospat
• Urat amorf
• Urid acid
PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
2. Tuang urine yang jernih ke tabung reaksi sebanyak 5ml
3. Panaskan bagian atas tabung selama 1-2 menit dan timbulnya kekeruhan. Bagian bawah tabung dipakai sebagai pembanding ( control ). Kekeruhan timbul dapat disebabkan oleh protein, fosfat atau karbonat.
4. Tambahkan 2-3 tetes asam asetat 10% untuk melarutkan fosfat dan karbonat
5. Panaskan lagi bagian atas tabung, kekeruhan yang timbul adalah presipitasi protein.
Pembacaan Hasil :
(-) / negative : Tidak ada kekeruhan
± : Kekeruhan sangat halus, terlihat bila diberikan latar belakang hitam (Protein < 0,01 gr%)
1+/positif satu : Ada keruhan tetapi tidak tampak berbutir – butir / granural.
2+/positif dua : Ada kekeruhan tampak berbutir – butir (Protein 0,05 – 0,2gr%).
3+/positif tiga : Amat keruh dengan gumpalan berkeping – keeping (Protein 0,02 – o,5 gr%)
4+/Positif empat : Kekeruhan tebal dan bergumpal – gumpal (Protein > 0,5 gr%).

PEMERIKSAAN DARAH TEPI
1. Preparat apus yang sudah kering difiksasi dengan mencelupkan kedalam larutan methanol (Reagen 1) 2 – 3 menit lalu dikeringkan.
2. Celupkan kedalam larutan Eosin (Reagen 2) selama 20 – 30 detik.
3. Celupkan kedalam methilen blue (Reagen 3) selama 15 - 30 detik.
4. Bilas dengan aquadest dan keringkan.
5. Periksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 100X.

PEMERIKSAAN BTA
Tujuan : - Menegakkan diagnose dan menemukan klasifikasinya. - Menilai kemajuan pengobatan.
- Menentukan tingkat penularan.
PEMBUATAN SEDIAAN
1. Buka pot hati –hati hindari droplet.
2. Panaskan ose sampai merah.
3. Biarkan dingin.
4. Ambil dahak dengan ose : bagian purulen.
5. Oleskan merata dengan ose pada kaca sediaan 2x3 cm.
6. Masukakan ose dalam botol 300 – 500 cc berisi pasir alcohol 70 % (3-5 cm diatas pasir).
7. Keringkan diatas udara terbuka 15-30 menit.
8. Lewatkan diatas lampu spirtus 3x (3-5 detik).
PEWARNAAN SEDIAAN
Bahan – bahan :
1. Larutan carbol fuchsin 0,3%
2. Asam Alkohol (HCL Alkohol 3%)
3. Larutan Methylen Blue 0,3%
4. Rak untuk pengecatan sediaan
5. Pipet
6. Timer
7. Pinset
8. Lampu spiritus
9. Air mengalir
C. CARA PEWARNAAN
1.Letakkan sediaan yang telah difiksasi
2. Teteskan larutan Carbol Fuchsin 0,3% sampai menutupi seluruh permukaan preparat.
3. Panaskan sampai keluar uap 3 - 5 menit
4. Diamkan 5 menit
5. Bilas dengan air mengalir
6. Teteskan Asam Alkohol ( HCL Alkohol 3% ) sampai merah fucsinnya hilang.
7. Bilas dengan air mengalir
8. Teteskan larutan Methylene Blue 0,3%
9. Diamkan selama 10 – 20 detik
10. Bilas dengan air mengalir
11. Keringkan di udara terbuka
D. PEMBACAAN SEDIAAN
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 LP : (-)
2. Ditemukan 1 - 9 BTA / 100 LP : Tulis jumlah kuman
3. Ditemukan 10 - 99 BTA / : +1
4. Ditemukan 1 – 10 BTA / 1 LP : + 2 ( minimal 50 LP )
5. Ditemukan > 10 BTA / 1 LP : + 3 ( minimal 20 LP )
PROTAP PEMERIKSAAN UJI COCOK SERASI
Alat dan bahan :
1. Mikroskop
2. Rak tabung
3. Pipet Pasteur
4. Tabung reaksi
5. Centrifuge
Reagen:
1. Nacl 0,9 %
2. Buffin albumin
3. Coombs serum
4. Aquades
Sampel : Serum pasien dan serum donor
Prosedur :
Fase I
1. Disiapkan 2 buah tabung untuk mayor, 2 tabung untuk minor,2 tabung untuk autokontrol dan 1 tabung untuk autopool.
2. Mayor 1 dan 2 : Ditambahkan 2 tetes serum pasien dan 1 tetes suspensi 5 % donor 1 dan 2.
3. Minor 1 dan 2 : Ditambahkan 2 tetes serum donor 1 dan 2 dan 1 tetes suspensi 5% pasien.
4. Autokontrol : Ditambahkan 2 tetes serum pasien dan 1 tetes suspensi 5% pasien.
5. Autopool : Digtambahkan 2 tetes pool serum donor dan 1 tetes pool suspensi 5% donor.
6. Dicampur dan dicentrifuge selama 15 detik 3000rpm, dibaca ada tidaknya aglutinasi.
7. jika tidak terjadi aglutinasi lanjutkan ke fase II
Fase II
1. Masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes Buffin albumin , dicampur kemudian diinkubasi 15 menit pada suhu 37 °c.
2. Diputar 15 detik 3000rpm , dibaca dibawah mikroskop. Bila hasil ngative lanjutkan ke fase III
Fase III
1. Dilakukan pencucian dengan Nacl 0,9% sebanyak 3x.
2. Ditambahkan 2 tetes Coombs serum kedalam Tabung . campur dan putar 15 detik 3000rpm. Baca pada mikroskop.
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI MENGGUNAKAN ABACUS JUNIOR
A. CARA MENGHIDUPKAN ALAT
1. Pastikan reagen tidak habis
2. Hidupkan UPS , tunggu ± 5 menit sampai listriknya stabil.
3. Hidupkan printer
4. Hidupkan alat (Tekan switch yang berada dibelakang alat).
5. Tekan tanda tabung dan biarkan alat melakukan inisialisasi dan melakukan pengukuran blanko secara otomatis. jika pengukuran blanko gagal, lakukan pembersihan dan ulangi pengukuran blanko.
6. Alat siap untuk melakukan pengukuran pasien.
B. cara pengukuran sampel
1. Tekan tanda tabung
2. Isi nilai normal (laki-laki, wanita, bayi dll) 9999
3. Isi biodata pasien dengan menekan tanda #9999
4. Setelah semua dilakukan sampel dihomogenkan secara merata dan masukan ke dalam tempat sampel.
5. Setelah itu tekan tombol “START”
6. Setelah pengukuran selesai tekan tanda printer untuk mencetak hasil.
7. Untuk pasien berikutnya ulangi langkah ke-2 sampai ke-6.
C. CARA MEMATIKAN ALAT
1. Pastikan semua pengukuran telah selesai.
2. Tekan tanda “EXIT” utuk mematikan.
3. Tekan no.1 untuk menutup harian.
4. Setelah terdengar suara Beep panjang, tekan switch dibelakang alat untuk mematikan alat.
5. Matikan printer, lalu UPS.
D. CARA PENGGANTIAN REAGEN
1. Buka reagen yang baru dan dekatkan dengan reagen yang habis.
2. Masukkan selang reagen input ke dalam reagen yang baru.
3. Tekan tanda.
4. Tekan no. 1 pemeliharaan
5. Tekan no. 2 prime.
6. Pilih salah satu reagen yang telah habis.
7. Alat siap untuk melakukan pengukuran.
8. Reset reagen status (pilih reagen yang diganti) pemeliharaan tempat reagen status.
STANDAR OPERASIONAL PEMAKAIAN COAGULATION ANALYZER HOSPITEX CLOT
1. Hidupkan alat dengan menekan saklar on pada bagian belakang alat.
2. Alat akan melakukan cek automatis.
3. Tulisan CLOT akan muncul pada layar.
4. Masukkan tanggal pada layar dengan menekan angka kemudian tekan Enter.
5. Dari menu utama tekan 3 untuk memilih test kemudian Enter.
6. Pilih test dan tekan Enter.
7. Pada layar akan muncul program tekan 0 kemudian tekan enter akan muncul jenis test (PT,APTT, FB, T).
8. Pilih program kemudian tekan enter.
A. PEMERIKSAAN FIBRINOGEN CONSENTRATION
1. Campur satu bagian larutan trisodium sitrat (0,11 mol/L) dan 9 bagian darah.
2. Masukkan ke dalam centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2500 rpm. smpan pada suhu 2-8°C untuk penyimpanan selama 2 jam jika belum akan digunakan.
3. Campur sampel plasma dan Imidazole Buffer dengan perbandingan 1 sampel dengan 10 Imidazole (0,1 ml plasma dan 0,9 ml Imidazole Buffer).
4. Ambil 200 µl campura tadi lalu masukan ke dalam cuvet test.
5. Masukkan ke tabung tes dari test.
6. Tekan YES alat akan mencetak program. bila tidak tekan NO.
7. Tekan Enter maka alat akan melalukan perhitungan inkubasi selama 120 detik. ketika hitungan telah mencapai 100 detik pindahkan cuvet test ke posisi pemeriksaan yaitu lubang di depan alat yang berdiri sendiri. setelah waktu mencapai 120 detk dan alarm berbunyi, masukakan 200 µl fibrinogen reagen, lalu tutup dengan penutup.
Catatan : pemakai harus memindahkan cuvet dari posisi inkubasi ke posisi pembacaan sebelum waktu inkubasi selesai.


B. PEMERIKSAAN aPTT (Activated Partial Thromboplastin Time)
1. Campur satu bagian larutan trisodium sitrat (0,11 mol/L) dan 9 bagian darah.
2. Masukkan ke dalam centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2500 rpm. smpan pada suhu 2-8°C untuk penyimpanan selama 2 jam jika belum akan digunakan.
3. Campur ampel plasma dan Imidazole Buffer dengan perbandingan 1 sampel dengan 10 Imidazole (0,1 ml plasma dan 0,9 ml Imidazole Buffer).
4. Ambil 200 µl campura tadi lalu masukan ke dalam cuvet test.
5. Masukkan ke tabung tes dari test.
6. Tekan YES alat akan mencetak program. bila tidak tekan NO.
7. Tekan Enter maka alat akan melalukan perhitungan inkubasi selama 180 detik. ketika hitungan telah mencapai 160 detik pindahkan cuvet test ke posisi pemeriksaan yaitu lubang di depan alat yang berdiri sendiri. setelah waktu mencapai 180 detk dan alarm berbunyi, masukakan 100 µl fibrinogen reagen, lalu tutup dengan penutup.
Catatan : pemakai harus memindahkan cuvet dari posisi inkubasi ke posisi pembacaan sebelu waktu inkubasi selesai.

C. PEMERIKSAAN TT (Thromboplastin Time)
1. Campur satu bagian larutan trisodium sitrat (0,11 mol/L) dan 9 bagian darah.
2 Masukkan ke dalam centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2500 rpm. smpan pada suhu 2-8°C untuk penyimpanan selama 2 jam jika belum akan digunakan.
3. Ambil 100 µl plasma tadi lalu masukan ke dalam cuvet test.
4. Masukkan tabung tes dari alat lalu masukkan 200 µl reagen Tromboplastin.
5. Tempatkan cuvet ditempat inkubasi.
6. Tekan Enter maka alat akan melalukan perhitungan inkubasi selama 30 detik. ketika hitungan telah mencapai 20 detik pindahkan cuvet test ke posisi pemeriksaan yaitu lubang di depan alat yang berdiri sendiri. setelah waktu mencapai 30 detik dan alarm berbunyi, masukakan 200 µl fibrinogen reagen, lalu tutup dengan penutup.
Catatan : pemakai harus memindahkan cuvet dari posisi inkubasi ke posisi pembacaan sebelu waktu inkubasi selesai.
PEMERIKSAAN ELEKTROIT MENGGUNAKAN FLAME FOTOMETER
1. Hidupkan dengan menekan tombol power.
2. Akan muncul pada layer ‘ OPEN THE GAS ‘ buka kran yang berada pada belakang alat putar sebanyak 7 kali.
3. Tekan tanda api (IGN) untuk menyalakan api.
4. Akan muncul menu
Na / K serum 1
Na / K urine 2
Li / 3
5. Pilih tekan enter
6. Biarkan alat
7. Untuk pemeriksaan standar (4 ml + 20 µl reagen standar
8. Alat melakukan pembacaan
9. Pemeriksaan sampel (4 ml reagen + 20 µl sampel)
10. Alat akan melakukan pembacaan
11. Sebelum dimatikan dilakukan pencucian dengan Cleaning solution dan aquades.








BAB IV
A. KESIMPULAN
Dari Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Laboratorium RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA merupakan laboratorium kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara professional, cepat, tepat, terdepan dalam mutu dan terpercaya serta memberikan pelayananrujukan yang bermutu tinggi dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Laboratorium RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA melaksanakan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan Hematologi, Parasitologi, Bakteriologi, Imunoserologi, Koagulase, Elektrolit, Kimia Klinik, Urinalisa, BDRS Serta Pengambilan Sampling.
3. Praktek Kerja Lapangan ( PKL) merupakan suatu sarana dalam peneraan ilmu yang telah didapatkan dibangku kuliah.
4. Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat menjalin kerjasama dengan sesame laboran serta hubungan langsung dengan masyarakat khususnya pasien yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium.
5. Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat menjalin kerja sama dengan pegawai Rumah Sakit.

B. SARAN
1. Setiap pemeriksaan yang dilakukan oleh peserta PKL harus selalu dipantau oleh pembimbing, agar peserta lebih memahami berbagai pemeriksaan laboratorium.
2. Waktu pelaksanaan PKL sebaiknya lebih lama, agar penerapan ilmu yang didapat di kampus dapat diaplikasikan dimasyarakat.
3. Diharapkan hubungan kerjasama yang baik antara pihak Rumah Sakit dengan pihak kampus, agar tetap terjalin untuk tahun – tahun berikutnya.








SKEMA SISTEM PELAYANAN RSUD H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA

1 komentar: